Kali ini saya akan membahas konflik batin pribadi yang saya
alami beberapa waktu lalu dengan tujuan memenuhi tugas softskill mata kuliah
Ilmu Sosial Dasar.
Sebagai
pendahuluan saya akan membahas sedikit apa itu konflik batin. Konflik batin
adalah salah satu jenis konflik berdasarkan faktor pendorongnya. Konflik
internal, sering disebut dengan konflik batin karena didorong oleh emosi yang
dirasakan sendiri misalnya rasa tersingkirkan, perasaan tidak nyaman, marah,
bingung dsb. Karena itulah, konflik ini seringkali dialami remaja seusia saya
yang tergolong masih kurang stabil dalam menata emosi.
Konflik
yang akan saya ceritakan adalah konflik batin yang saya alami diakhir masa SMA,
tepatnya saat saya dituntut memilih jurusan yang notabene adalah jalan hidup yang
sangat menentukan dalam hidup saya. Konflik ini muncul karena saya merasa bahwa
saya memiliki tanggung jawab cukup besar sebagai anak pertama.
Sejak
SMP saya menyukai pelajaran bahasa inggris. Begitu pula saat di SMA. Tidak begitu
mahir, tapi jelas saya memiliki ketertarikan lebih pada bahasa dibandingkan
eksak. Karena kegemaran inilah, muncul keinginan untuk mendalami pelajaran
bahasa inggris. Jurusan paling pertama yang muncul dalam pikiran saya adala ‘Sastra
Inggris’. Hambatan pertama muncul saat saya sadar bahwa tentunya agak sulit
seseorang yang berasal dari IPA memilih jurusan yang terbuka untuk jalur IPS. Walau
tidak sedikit orang yang berhasil lintas jurusan, tapi harapan saya sedikit
sirna. Ditambah lagi pertanyaan orang tua saya setelah saya memberitahu mereka
bahwa saya ingin memilih jurusan ini. “Nanti kerjanya apa?” begitu kira kira
kalimat yang terselubung dalam nasihat panjang dari orang tua saya. Bingung sekali
rasanya. Saya suka bahasa inggris, tapi saya tidak suka mengajar. Jelas, saya
tidak bisa menjadi guru. Dari sini kuliah di jurusan Sastra Inggris hanyalah
tinggal kenangan. Lagi pula saya pikir, media untuk mempelajari inggris
sangatlah banyak jadi saya tidak berkecil hati.
Setelah
itu saya menaruh minat pada bidang psikologi. Entah kenapa saya tiba tiba
terpikir ingin menjadi psikolog. Saya mulai mencari referensi universitas
dengan jurusan psikologi yang bagus. Pilihan saya jatuh pada UNPAD. Tapi itu
saja tidak cukup. SNMPTN memberikan tiga pilihan jurusan sebagai cadangan. Akhirnya
saya memutuskan bertanya pada Ayah saya. “Terserah kamu. Tapi jurusan Teknik
Informatika lowongan kerjanya banyak”. Saya tidak butuh waktu lama untuk
mengiyakan saran Ayah saya. Lagipula saya suka dengan dunia komputer dan
tertarik mengetahui lebih banyak. Akhirnya saya memilih ITB dan UNPAD dengan
pilihan jurusan TI dan Psikologi.
Tidak
sampai disitu konflik yang saya alami. Pengumuman SNMPTN keluar, dan hasilnya
saya tidak lulus. Kebingungan kembali melanda batin saya. Dimana saya harus
kuliah? Apakah saya harus mengganti pilihan jurusan untuk SBMPTN? Saya benar
benar kalut saat itu. Disaat kebanyakan teman teman saya telah menunjuk
universitas swasta, saya masih bergulat dengan batin saya sendiri. Lagi lagi
Ayah saya memberikan solusi yang sangat baik. Rekan kerjanya banyak mengatakan
bahwa Universitas Gunadarma mendapat predikat sangat baik dalam bidang TI. Setelah
mencari info, ternyata benar. Gunadarma bahkan masuk ke peringkat 10
universitas terbaik se Indonesia.
Akhirnya
saya mendaftar di Universitas Gunadarma dan sekarang resmi menjadi mahasiswi
jurusan Teknik Informatika. Setelah sekian banyak pergolakan batin yang saya
rasakan, tercetuslah pilihan yang mantap ini.
Tentunya
seiring berjalannya waktu, konflik konflik lain akan terus bermunculan. Tapi bukankah
konflik konflik tersebut justru menjadi bumbu kehidupan. Mengesampingkan kepentingan
diri sendiri untuk menjalankan tanggung jawab bukanlah hal yang mudah. Tapi rasa
puas yang tercipta setelah mengalahkan ego, cukup membanggakan. Seakan saya
membuktikan pada diri saya sendiri, bahwa saya telah melewati tahap yang
penting untuk masa depan saya dengan bijaksana. Saya pun bertekad untuk
menyelesaikan setiap konflik yang akan saya hadapi dengan melihat sisi positif
dan negatifnya. Melihat pengaruhnya bagi orang orang disekitar, juga masa depan
saya.
Sekian
cerita konflik batin yang pernah saya alami beserta solusinya.